- Haru dan Penuh Nostalgia, Ketua KB–FKPPI Kalsel Paman Birin Hadir Menyapa Purnawirawan TNI di Makorem 101/Antasari
- Satgas Pangan Polda Kalsel Cek Harga Bahan Pokok di Pasar Kertak Hanyar
- Penayangan Video Presiden di Bioskop Upaya Perluas Komunikasi Publik
- Temu Karya Taman Budaya ke-24, Wagub Kalsel Dorong Persatuan Daerah Dalam Kebudayaan
- BAW Balarut 2025, Dewan Kesenian Banjarmasin Meluncurkan 2 Buku Kesenian
- Musda KNPI Kalsel 2025: Cacat Prosedur, Rekayasa Murahan, dan Penghianatan terhadap Marwah Organisasi
- Meriahkan HUT ke-80 TNI AL, Lanal Banjarmasin ; Bangun Karakter Disiplin Generasi Muda Lewat Lomba Baris-berbaris
- Barito Putera Raih Kemenangan Lawan Kendal Tornado di Liga 2
- Polda Kalsel Musnahkan Sabu 100 Kilo Lebih
- Ramah Tamah Gubernur H. Muhidin-Forkopimda Kalsel Bersama Bupati dan Forkopimda Tabalong
Kisah Petani Karet Asal Tabalong Untuk Berhaji

Tabalong : Dari seluruh daftar nama calon jamaah haji Kabupaten Tabalong tahun 2025, ada kisah kisah haru muncul dari pasangan suami istri yang pantang menyerah mewujudkan impian spiritualnya.
Baca Lainnya :
- Gubernur H. Muhidin Buka Musprovlub Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Provinsi Kalsel Tahun 20250
- Catat Rekor Bulog Kalsel Berhasil Serap Gabah Petani Capai 29.968 ton0
- Sidang Lanjutan Pembunuhan Juwita, Jumran Sempat Disarankan Untuk Menikahi0
- Sepasang Kekasih Diciduk Polisi Saat Pesta Sabu - Sabu0
- Pemprov Kalsel Percepatan SID, Cetak Sawah Rakyat dan Manajemen Keuangan Tahun 20250
Andi Misrani Sulai dan istrinya Mulyani Asmaran Adul, petani karet asal Desa Garagata Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong yang akhirnya berangkat ke Tanah Suci tahun ini, setelah sempat menunda keberangkatan mereka pada musim haji 2024 lalu.
Keputusan menunda keberangkatan tentu bukan hal mudah. Tapi itulah kenyataan yang harus diterima pasangan ini tahun lalu. Saat nama mereka telah keluar dalam daftar haji 2024, tabungan yang mereka kumpulkan belum cukup untuk melunasi biaya keberangkatan.
Penghasilan sebagai petani karet yang hanya sekitar Rp1 juta per bulan, membuat mereka harus memutar otak dan hati untuk menyeimbangkan antara impian berhaji dan kebutuhan rumah tangga.
“Waktu itu kami sedih, tapi memang belum cukup. Kami masih harus pikirkan anak-anak juga,” ujar Mulyani lirih.
Memiliki tiga orang anak, dua di antaranya masih dalam tanggungan mereka karena masih sekolah dan membutuhkan biaya hidup harian, Andi dan Mulyani tidak pernah mengeluh. Setiap tetes keringat di kebun karet mereka niatkan sebagai ikhtiar untuk ibadah.
Selama setahun terakhir, mereka terus menabung, menyisihkan sedikit demi sedikit dari hasil panen karet dan tidak jarang mereka harus menunda kebutuhan pribadi demi menambah simpanan ongkos haji.
Usaha dan ketabahan itu akhirnya berbuah manis. Tahun ini, nama mereka kembali tercantum dalam daftar jamaah haji Tabalong 2025. Kali ini, dengan hati mantap dan tabungan yang cukup, mereka siap berangkat.
“Alhamdulillah, Allah kasih kesempatan lagi dan tahun ini tergabung di Kloter BDJ-02 Embarkasi Banjarmasin. Mudah-mudahan bisa menjalankan ibadah dengan lancar,” ucap Andi penuh syukur.
Keberangkatan pasangan ini bukan sekadar perjalanan spiritual, tapi juga simbol keteguhan hati dan kekuatan niat. Meski hidup dalam keterbatasan, mereka menunjukkan bahwa tak ada mimpi yang terlalu besar selama ada kesabaran dan keyakinan.
Di tengah ribuan jamaah haji Indonesia, kisah Andi dan Mulyani mungkin hanya sebaris. Namun bagi mereka, ini adalah bukti nyata bahwa ketulusan dan perjuangan yang diam-diam sering kali menghasilkan pencapaian paling suci.