- Bandara Internasional Syamsudin Noor Diprediksi Melonjak Saat Nataru
- Hadir di Batola Bersholawat, Wagub Kalsel Ajak Jaga Ukhuwah dan Doakan Kemajuan Daerah
- Libur Natal 2025: 24 Desember Bukan Cuti Bersama, Ini Ketetapan Resmi SKB 3 Menteri
- Polsek Cempaka Rekonstruksi Kasus Perkelahian Maut di Pumpung Banjarbaru, Peragakan 36 Adegan
- drg Ellyana Trisya Hasnuryadi Resmi Dilantik Jadi Ketua VII YJI Kalsel 2025–2030, Fokus Cegah Penyakit Jantung
- Pemprov Kalsel Matangkan Persiapan Momen 5 Rajab 1447 H, Fokus Rekayasa Lalu Lintas dan Kenyamanan Jemaah
- Sejarah dan Makna 5 Rajab: Haul Abah Guru Sekumpul di Martapura, Tradisi Spiritual Terbesar di Kalsel
- Dugaan Penyalahgunaan Dana PKS, Kejati Kalsel Lakukan Penggeledahan di Kantor BKSDA
- Masjid Raya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Ditargetkan Rampung 2025
- Rumah Banjar Bubungan Tinggi Teluk Selong Ulu Raih Apresiasi Cagar Budaya Nasional 2025
Sejarah dan Makna 5 Rajab: Haul Abah Guru Sekumpul di Martapura, Tradisi Spiritual Terbesar di Kalsel

smartbanua.com - Momen 5 Rajab di Martapura merupakan salah satu peristiwa keagamaan terbesar dan paling bersejarah yang rutin digelar setiap tahun di Kalimantan Selatan. Pada tanggal ini, umat Islam khususnya masyarakat Banjar memperingati haul KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, ulama kharismatik yang lebih dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul. Sosok beliau bukan hanya dihormati sebagai guru agama, tetapi juga sebagai panutan spiritual yang ajarannya terus hidup dan diamalkan oleh jutaan murid serta pecintanya.
Haul Abah Guru Sekumpul dilaksanakan setiap tanggal 5 Rajab dalam kalender Hijriah. Perhelatan ini telah berkembang menjadi magnet spiritual berskala nasional bahkan internasional. Jutaan jamaah dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Jawa, Sumatra, Sulawesi, hingga Papua, turut hadir. Tidak sedikit pula jamaah yang datang dari luar negeri, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, hingga negara-negara Timur Tengah, demi mengikuti langsung rangkaian haul di Kampung Sekumpul, Martapura.
Pada haul ke-20 Abah Guru Sekumpul yang bertepatan dengan 5 Rajab 1446 Hijriah atau 5 Januari 2025, tercatat sekitar 4,1 juta jamaah memadati kawasan Sekumpul dan sekitarnya. Jumlah tersebut menjadikannya salah satu kegiatan keagamaan dengan peserta terbanyak di dunia. Untuk mendukung kelancaran acara, sebanyak 32.823 relawan telah terdaftar secara resmi di Posko Induk Ar-Raudah. Para relawan ini berasal dari berbagai latar belakang dan daerah, serta dibagi ke dalam sejumlah kelompok tugas, mulai dari pengaturan arus jamaah, konsumsi, kesehatan, kebersihan, hingga keamanan lingkungan.
Baca Lainnya :
- Dugaan Penyalahgunaan Dana PKS, Kejati Kalsel Lakukan Penggeledahan di Kantor BKSDA0
- Masjid Raya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Ditargetkan Rampung 20250
- Rumah Banjar Bubungan Tinggi Teluk Selong Ulu Raih Apresiasi Cagar Budaya Nasional 20250
- Gebyar Panutan Pajak Kendaraan 2025, Gubernur Kalsel Undi Hadiah Umrah dan Mobil0
- Peringatan Hari Ibu 2025, Gubernur Kalsel Tegaskan Komitmen Pemberdayaan Perempuan Menuju Indonesia Emas 20450
Angka tersebut belum termasuk relawan dari luar wilayah yang tidak terdata secara resmi, namun turut serta membantu dengan penuh keikhlasan. Setiap tahunnya, partisipasi relawan ini diperkirakan terus bertambah, mencerminkan kuatnya semangat gotong royong dan kecintaan umat kepada Abah Guru Sekumpul.
Tahun 2025 menjadi tahun yang sangat istimewa dalam sejarah pelaksanaan haul Abah Guru Sekumpul. Hal ini disebabkan oleh perbedaan siklus kalender Hijriah yang lebih pendek dibandingkan kalender Masehi. Akibatnya, momen 5 Rajab terjadi dua kali dalam satu tahun Masehi. Pertama, haul ke-20 Abah Guru Sekumpul yang jatuh pada 5 Januari 2025 (5 Rajab 1446 H). Kedua, haul ke-21 yang kembali jatuh pada 5 Rajab 1447 H, diperkirakan berlangsung pada Desember 2025, meskipun tanggal pastinya masih menunggu pengumuman resmi dari Posko Induk Ar-Raudah.
Bagi masyarakat Banjar dan para muhibbin Abah Guru Sekumpul, 5 Rajab bukan sekadar tanggal dalam kalender keagamaan atau rutinitas tahunan. Momen ini memiliki makna batiniah yang sangat dalam sebagai sarana mengenang keteladanan seorang ulama besar, menapaki kembali ajaran akhlak dan tauhid yang beliau sampaikan, serta mempererat ikatan spiritual antara guru dan murid. Haul menjadi ruang kebersamaan lintas daerah, usia, dan latar belakang, yang dipersatukan oleh cinta kepada ulama.
Dari tahun ke tahun, tradisi haul ini terus bertahan, bahkan semakin besar dan tertata. Ia telah melekat kuat dalam memori kolektif masyarakat Kalimantan Selatan dan menjadi identitas religius yang membanggakan.
Menjelang momen 5 Rajab, suasana Martapura berubah drastis. Kota ini seolah menjelma menjadi lautan manusia. Sejak H-2, bahkan H-3, jamaah mulai berdatangan secara bergelombang. Jalan-jalan utama menuju kawasan Sekumpul dipadati kendaraan roda dua, roda empat, hingga bus besar. Peziarah berjalan kaki beriringan, sementara para relawan tampak siaga di berbagai titik untuk membantu dan mengarahkan jamaah. Di sepanjang jalan, pedagang musiman bermunculan menyediakan makanan, minuman, perlengkapan ibadah, hingga obat-obatan ringan.
Para jamaah umumnya menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Abah Guru Sekumpul sebelum puncak haul dimulai. Ziarah ini dilakukan dengan penuh ketenangan dan rasa hormat, sebagai bentuk doa dan penghormatan kepada sang guru.
Rangkaian acara haul biasanya dimulai selepas waktu Magrib dan berlangsung hingga larut malam. Pembacaan maulid, tahlil, zikir, serta doa haul menjadi inti kegiatan. Lantunan shalawat menggema dari berbagai sudut kawasan Sekumpul, menciptakan suasana spiritual yang sangat kuat. Para jamaah duduk bersimpuh dengan khusyuk, larut dalam doa dan dzikir, meski berada di tengah keramaian jutaan orang. Menariknya, di tengah besarnya jumlah jamaah, suasana kebersamaan, ketertiban, dan kedamaian tetap terjaga dengan baik.
Besarnya skala pelaksanaan haul menuntut koordinasi yang matang dan serius antara panitia, aparat keamanan, serta pemerintah daerah. Jauh sebelum hari puncak, berbagai persiapan telah dilakukan, mulai dari rekayasa lalu lintas, penutupan dan pengalihan sejumlah ruas jalan, pembukaan kantong-kantong parkir resmi, hingga penyediaan transportasi pendukung. Posko kesehatan dan dapur umum didirikan di banyak titik strategis untuk melayani jamaah yang membutuhkan.
Ribuan personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dinas kesehatan, Satpol PP, serta relawan masyarakat turut dikerahkan. Warga sekitar Sekumpul pun berperan aktif dengan membuka rumah mereka sebagai tempat istirahat sementara, menyediakan air minum, bahkan makanan gratis bagi jamaah. Semua unsur bersinergi demi memastikan pelaksanaan haul berjalan aman, lancar, dan penuh khidmat.
Momen 5 Rajab dengan segala dinamika dan kekhusyukannya telah menjelma menjadi simbol persatuan umat, keteladanan ulama, serta kekuatan spiritual yang terus hidup dan mengalir dari Sekumpul ke seluruh penjuru Nusantara.(/smartbanua)
