- Gubernur Bangga, Halal Bihalal Hadirkan Ribuan Warga Banjar Kalimantan Selatan se-Jabodetabek di Jakarta
- 5 orang Jemaah Haji Embarkasi Banjarmasin Meninggal di Tanah Suci
- Bandara Syamsudin Noor Sambut Kloter Pertama embarkasi Banjarmasin
- DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Kalsel Resmi Dilantik, Gubernur Kalsel Dukung Petani Makmur
- Inflasi Kalsel 1,25%, Kadisdag Kalsel Himbau Pemkab Agar IPH Stabil
- Pemprov Kalsel Serahkan Bantuan Partai Politik 15,4 Miliar
- Masyarakat Dihimabu Taati Peralihan Lalin Selama Perbaikan Jembatan Sungai Ulin
- Polda Kalsel Mulai Pembangunan Gedung Presisi 3 Ditreskrimsus
- Presiden Prabowo Subianto Kurban Sapi 1,1 Ton di Masjid Raya Sabilal Muhtadin
- Gubernur, Jadikan Idul Adha Momentum Perkuat Keikhlasan dan Ketulusan
BPBD Tanah Laut Gelar Penguatan Kapasitas Kawasan Rawan Bencana di Kecamatan Tambang Ulang

Tanah Laut – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Kawasan Rawan Bencana di Aula Kantor Kecamatan Tambang Ulang pada rabu (26/2).
Acara ini dihadiri oleh perangkat desa, warga setempat, unsur Polsek Tambang Ulang, serta narasumber terkait yang membahas berbagai aspek kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Acara ini dibuka oleh Camat Tambang Ulang, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kasi Tata Pemerintahan Kecamatan Tambang Ulang, Putri Nurlita, S.STP.
Dalam sambutannya, Putri menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini di wilayahnya. Ia menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap potensi bencana di Kecamatan Tambang Ulang, yang dikenal rawan terhadap banjir serta kebakaran hutan dan lahan.
"Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang bencana di lingkungan sekitar mereka. Kesadaran dan kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghadapi risiko bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi," ujar Putri saat membuka acara secara resmi.
Sementara itu, Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanah Laut, yang diwakili oleh Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bakti Purwanto, ST, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program pencegahan dan kesiapsiagaan bencana.
Ke depan, BPBD berencana untuk membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) serta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) guna memperkuat koordinasi dan kolaborasi dalam penanggulangan bencana berbasis masyarakat sesuai konsep pentahelix.
Dalam sesi pemaparan materi, Rio Nanang Hermawan, ST, MT, selaku narasumber, mengulas pentingnya pergeseran paradigma dalam penanggulangan bencana. Sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, penanganan bencana di Indonesia masih bersifat kuratif, lebih berfokus pada kedaruratan.
"Dengan adanya regulasi ini, penanggulangan bencana tidak hanya bertumpu pada aspek darurat, tetapi juga harus memperkuat upaya preventif melalui pengurangan risiko bencana serta pemulihan pascabencana," jelas Rio, yang juga aktif di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Kalsel.
Rio menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap penanggulangan bencana menjadi faktor utama dalam menekan risiko bencana.
"Masyarakat adalah pihak yang pertama kali terdampak ketika bencana terjadi. Oleh karena itu, mereka harus diberdayakan agar memiliki kesiapan yang lebih baik," pungkasnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang interaktif.
Para peserta mendapatkan kesempatan untuk menggali lebih dalam mengenai strategi mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di wilayah mereka. Dengan harapan besar, BPBD Kabupaten Tanah Laut menutup acara ini dengan mengajak seluruh stakeholder, terutama masyarakat, untuk terus meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana di masa depan.(smartbanua)
